Kenangan dikampung garungsang Sentul city Bogor (bagian 1)

Perjalanan menuju tempat yang belum pernah di tuju sebelumnya

tanggal 12 september 2010, dengan semangat dan penuh teka-
teki aku berjalan menuju wisma sekoci pondok maulana jatinangor, di sana kita berkumpul untuk berangkat ke sentul city, desa bojongkoneng kampung garungsang.
kami ada 13 orang, 8 orang perempuan dan 4 orang laki-laki.
awal perjalanan satu sama lain tidak terlalu dekat, karna berasal dari fakultas dan angkatan yang berbeda, sehingga satu sama lain sedikit canggung.

namun selama dalam perjalanan kami mulai saling bercanda seperlunya, dan bernyanyi penuh bahagia menuju ke tempat stop out. perjalan dari jam 10 lebih 15 menit dan tiba jam 12 siang di kebayan village, kampung dengan berbagai tanaman sayuran segar. Disana  kami makan siang,  berfoto-foto karna suasana yang menyenangkan, penuh dengan kebun sayuran, dan saung2 khas sunda.

jam 1 kita mulai perjalanan lagi dengan angkot berwarna biru, alat transportasi warga setempat.
udara di kebayan village saat itu cukup panas, tapi kita tetap
bersemangat menempuh perjalanan itu, dengan penuh teka-teki
kemana kami akan dibawa oleh barl yang saat itu bertanggung jawab dalam kegiatan itu.

petualangan dimulai, dengan angkot kita melewati perkampungan
dengan jalan yang sempit,hanya bisa di lewati 1 mobil,
dengan kondisi jalanan yang cukup rusak. Setelah melewati perkampungan,
kita melewati jalan yang diaspal mirip jalan tol gitu
di daerah sentul city. Daerah elite, perumahan-perumahan mewah nan megah.

sungguh sangat berbeda kondisi jalannya dengan kondisi  jalan di kampung yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari perkampungan.
setelah melewati jalan diperumahan sentul city kira-kira 3 km, kita masuk lagi
ke dalam perkampung dengan jalan yang cukup rusak dan rawan kecelakaan. Setiap jalan yang menanjak kita harus turun dari angkot dan berjalan kaki, karna angkot tidak bisa memuat kita dengan kondisi jalan seperti itu. tanjakan yang lumayan tinggi harus kita lewati dengan berjalan kaki,miris memang tapi capek juga sampe ngos-ngosan.

setelah  menempuh perjalanan kira-kira 4 km akhirnya kita
tiba juga dijalan menuju kampung garungsang. perjalanan belum berakhir,
dari depan jalan besar, kita masih harus berjalan kaki melewati jalan setapak
kira-kira 600m, jalan yang menanjak itu cukup menguras energi, dan membuat capek, tapi tidak seberapa dengan rasa penasaran yang ada di hati. berjalan melewati rumah warga, dan banyak sekali kandang kambing, wow..namun belum berakhir karna kita masih harus melewati sawah dan akhirnya sampai juga dikampung garungsang.

kampung dengan 55 kepala keluarga, suasana desa yang sejuk,tenang dan asri membuat suasana tenang dan damai.

kondisi di kampung ini sungguh sangat menyentuh hati, banyak anak-anak muda yang putus sekolah, banyak penggangguran, dan tingkat pernikahan dini yang tinggi.

saat kami tiba disana, warga menyambut kami dengan bahagia, mereka senang dengan kehadiran kami.

Disana kami melakukan banyak kegiatan. kami membuat bimbel untuk anak-anak yang masih sekolah, kami melakukan penyuluhan kesehatan, kami mengajarkan anak-anak cara mencuci tangan dan menyikat gigi yang baik dan benar, kami membantu mereka juga dengan membuatkan MCK yang baru, dan kegiatan-kegiatan berguna lainnya.

ini kegiatan bimbel kami.

tampak wajah-wajah lugu dan polos, anak-anak yang masih ingin mengenyam pendidikan setinggi mungkin.Namun tak pernah mengeluh dengan keadaan mereka seperti sekarang ini, mereka tetap penuh semangat dan ceria.

inilah kegiatan kami yang lain:

penyuluhan tentang kesehatan untuk ibu-ibu

sikat gigi bersama

bersama anak-anak bimbel

saat jalan-jalan ke air terjun luhur

sama-sama bangun MCK untuk warga